Banyak para
pejabat publik maupun profesional ketika usaha sudah menginjak 50 tahun keatas
mulai merasa cemas dan merasa takut menghadapi masa pensiun. Pertanyaannya
kenapa mesti takut atau cemas ?
Ini kenyataan
yang dialami oleh beberapa orang yang belum siap menghadapi masa pensiun, ada bayangan buruk, bayangan kesedihan ada
dibenak mereka, seolah olah pensiun itu kondisi yang tidak menyenangkan, merasa
menganggur, tidak berguna, loyo ,
terasing dan sudah tidak dihargai orang bahkan ada yang ditakuti yakni
tidak berdaya. Benarkah demikian... ?
Menurut para
ahli bahwa bahwa apabila seseorang sudah
menginjak usia 50 tahun, maka dikatagorikan akan memasuki dunia manusia lanjut
usia (lansia). Konon persepsi yang timbul bagi manusia lansia adalah sosok
orang tua yang rapuh, lemah dan tidak berdaya. Persepsi tersebut bisa benar
bisa tidak, karena dalam kenyataan memang ada dan terjadi’. Dikatakan benar
karena dari pihak lansia sendiri “membiarkan diri” untuk mau digelari seperti
itu.
Adalagi kecemasan beberapa orang, bahwa kedatangan masa pensiun adalah siap siap dengan kondisi “tidak punya apa apa”, tidak dihormati dan tidak memiliki kekuasaan. Lalu jadilah orang orang yang tersisih, tidak berguna dan menjadi seseorang yang “kesepian” ditengah tengah keramaian; kemudian stress dan sakit..
Menurut hemat
penulis yang juga tergolong lansia, bahwa ungkapan ungkapan dan gambaran diatas tidak semuanya benar tetapi tidak
semuanya salah. Kenyataannya ada beberapa orang lansia pasca pensiun yang
hidupnya kelihatan sehat, nyaman,
bahagia bersama istri atau suami mereka dalam menjajalani kehidupan dihari itua
mereka. Tetapi ada beberapa lansia mengalami hal hal yang sebaliknya. Ada yang
diawal awal pensiun merasa stress bahkan mengalami apa yang umum disebut dengan
“ Power Syndrome “, namun berangsur angsur beberapa tahun kemudian bisa
menerima dan bisa adaptasi dengan lingkungan. Bahkan ada juga yang habis “down”
berusaha bangkit kembali, sadar, menerima kenyataan, bisa bersyukur dan
kemudian aktif kembali seperti baru dilahirkan. Penulis banyak menjumpai orang
lansia yang memiliki kondisi bermacam macam. Yang cukup mengesankan penulis menjumpai
lansia yang masih tetap semangat,
berkarya, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan dan masyarakat. Dan
banyak juga yang ikut dalam berbagai komunitas baik yang bersifat untuk sekedar
kesenangan (hobbi) untuk kesegaran jasmani seperti klub sepeda gunubng, klub
senam lansia, klub kesenian dan olah raga lainnya. Ada yang mengkhususkan
dirinya dalam aktifitas spiritual/ibadah, pengajian pengajian, menjadi takmir masjid, menjadi pengurus
Yayasan dan berbagaai organisasi
sosial/pendidikan bahkan politik, dan bahkan ada juga yang masih aktif dan masih
kuat membuat produk produk berbagasi kerajinan yang memiliki nilai ekonomis,
demikian juga ada yang masih melanjutkan bisnis2 lain dalam skala yang berbeda beda.
Jadi kesimpulannya kondisi lansia itu macam macam. Tergantung. (Bdm)
Be the first to reply!
Posting Komentar