Senin, 08 Mei 2017

KEBAHAGIAAN LANSIA

Fenomena Lansia


Dua buah kata, kebahagiaan lansia layak diberikan  kepada orang orang yang pada saat ini berpredikat sebagai lansia (baca : manusia lanjut usia). Para Lansia wajib bersyukur dan berterima kasih kepada Allah SWT. Apalagi ketia seseorang sudah mulai udzur dan  memasuki masa pensiun dari pekerjaan yang sudah begitu lama ditekuninya kemudian memasuki masa tua, masa usia lanjut dalam kondisi tetap sehat lahir maupun batin, sehat fisik maupun psychis apalagi sehat secara material dan spiritual, tidak loyo, segar bugar, tetap optimis  dan tetap bersemangat dalam beraktifitas serta mampu berinteraksi dengan masyarakat.
Dan satu lagi terbebas dari kasus kasus hukum/kriminal  (kasus korupsi dan lain lain), sungguh ini adalah suatu kondisi yang didambakan oleh setiap orang. Ia telah berhasil melewati  masa masa sulit dan masa kritis yang dilalui sebelumnya. Betapa tidak, karena tidak semua orang bisa melewati proses yang demikian ini, kadang dipertengahan gagal kadang dipenghujung mendapatkan batu sandungan bahkan kadang terjatuh dan terjerumus kedalam "jurang kehancuran.

 Orang bilang dia telah " sukses"  hidupnya, walaupun pengertian sukses itu relatif.
Sementara ada orang orang yang dalam kehidupannya tidak sampai menginjak usia lanjut, karena berbagai faktor mereka banyak yang mati muda, menjelang dewasa, mati remaja atau masih anak anak dengan segala resikonya. Adas juga yang bisa mencapai usia lanjut,  namun secara tiiba tiba dalam akhir aklhir kehidupanjnya terjerat / terseret kasus hukum (baca : korupsi). Sungguh ini penderitaan tersendiri, walaupun belum tentu juga yang terlibast itu  semuanya bersala
 Yang terpenting ingin dikemukakan oleh penulis adalah bentuk aplikasi rasa syukur itu bagaimana dan seperti apa wujudnya. Penulis uingin berbagi pengalaman barangkali ada guna dan manfaatnya bagi yang lain.

Pengamalan syukur

Berdasarkan pengalaman penulis, ada 4 (empat) langkah yang harus dilakukan, yaitu :

1. Dalam lubuk hati yang paling dalam merasa berterima kasih dan bersyukur sedalam dalamnya kepada Allah SWT atas anugerah kenikmatan yang luar biasa besarnya karena kita masih diberi kesempatan hidup, dimana kita yang dalam perjalanan hidup ini  sadar telah banyak melakukan kesalahan dan dosa,  kemudian sebagai amalan nyata kita beristighfar memohon ampunan secara terus menerus disertai melakukan perbaikan diri dan melakukan amal sholih sebanyak banyaknya.

2. Melakukan muhasabah (evaluasi diri/menghisab diri) tentang keburukan keburukan dan dosa dosa yang telah kita perbuat pada masa lalu kemudian menyadari dengan sepenuh hati atas kesalahan kesalahan tersebut disertai penyesalan dan berikrar untuk tidak mengulanginya.

3. Menutupi keterbatasan dan kekurangan diri kita,   dengan banyak dan aktif menuntut ilmu khususnya ilmu ilmu agama sebagai suatu kuajiban untuk memperbaiki kualitas peribadatamn kita kepada Allah SWT dengan berguru tentang ilmu dan amalan amalan yang syar'i kepada orang orang yang memiliki kemampuan dan kompetensi,  serta tidak fanatik madzab atau golongan.

4. Mengupayakan baik sendiri maupun jamaah untuk mengamalkan ajaran dan syareat Islam secara kaafah (keseluruhan), sebagai upaya peningkatan kualitas penghambaan diri kepada Allah SWT, sebagaimana difirmankan dalam AlQur'an " Wahai orang orang yang beriman, masuklah kedalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah langkah syetan. Sungguh dia musuh yang nyata bagimu. "  (Q.S Albaqoroh/2 : 208).

Empat hal tersebut diatas kiranya perlu diamalkan karena itulah kesempatan terakhir yang diberikan Allah kepada kita sebagai bentuk amalan atas rasa syukur kita dan sebagai upaya menyelematkan diri kita dalam kehidupan dialam akherat nanti. Semoga Allah memberikan petunjuk dan kekuatan kepada kita, sehingga  bisa mengamalkannya.  Amin.

Be the first to reply!

Posting Komentar

 
back to top