Purna tugas (pensiun) bukan berarti berhenti dari
seluruh kegiatan, justru masih banyak hal yang bisa kita lakukan yang
bermanfaat bagi orang lain. Salah satu
kegiatan yang dilakukan oleh Budiman dan memberikan manfaat bagi masyarakat
adalah budidaya tanaman” toga.” . sejak
pensiun beberapa tahun lalu, Budiman menggeluti tanaman obat keluarga
(TOGA), mulai dari satu batang hingga
kini sudah berkembang banyak. Semangat
sebagi abdi negera dan abdi mayarakat tak pernah lepas dari jiwanya.
Di usia yang ke 61 tahun mantan Asisten Walikota ini, banyak terjun ke
organisasi sosial masyarakat. Menjadi
ketua RW, dan juga pengurus Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Gayatri
Kelurahan Kedundung. “saya hoby bercocok
tanam, walau tidak memiliki basik pertanian namun kegiatan bercocok tanam cukup
berhasil” katanya.
Budiman yang juga kader lingkungan ini menuturkan,
pohon insulin adalah jenis tanaman toga yang dapat dimanfaatkan untuk menyembuhkan
peyakit deabetes (kencing manis). Caranya
adalah dengan memasak daunnya sebanyak 7-9 lembar diberi 4 gelar air kemudian dimasak sampai
dengan tinggal 2 gelas. Setelah itu bisa
diminum satu hari 2 kali setiap hari ini untulk penyakit kencing manis sudah
parah. Namun jika untuk pencegahan cukup
satu minggu 2kali. Hasilnya sudah bisa
dibuktikan dapat menurunkan kadar gula dalam darah.
Budidaya tanaman insulin ini tampaknya memberi
manfaat bukan hanya pada diri sendiri
tetapi juga orang lain. Cara tanam pohon insulin sangat mudah, karena cukup
dipotong batangnya dan ditancapkan langsung ditanah atau media yang sudah siap
tanam. Kedepan daun insulin ini akan
menjadi produk unggulaan KIM. Budiman
dan Sri Marfiati istrinya selaku ketua KIM akan memproduksi daun insulin ini
sebagai obat herbal. Dengan kemasan daun
kering ini akan dipasarkan untuk masyarakat luas. Namun saat ini pihaknya masih harus
menyiapkan ijin industri rumah tangga (TRT) dari Dinas Kesehatan.
Selain tanaman insulin, kini Budiman yang tinggal
di Jln. Merbabu 1 nomor 5 Perumahan Kedundung Indah ini sudah memiliki koleksi
toga sebanyak 30 jenis. Dan terus akan
mencari jenis toga lain yang belum dimiliki.
Dari 30 jenis ini dibuatkan katalog untuk dijadikan buku bacaan obat
herbal dari tananam obat leluarga. (ri)