Ketika setiap tahun kita memperingati Hari Raya Idul Adha , hendaknya kita selalu mengingat akan hikmah yang besar dan begitu luar biasa yang dapat kita petik dari peristiwa tersebut. Ibrahim dan Ismail adalah bapak tauhid. Beliau adalah aktor utama pada kisah dibalik Idul Adha yang duiperingati umat Islam setiap tahun. Beliau adalah teladan bagi manusia diseluruh penjuru dunuia sepanjang masa dalam menjalani ujian ketaatan kepada Allah SWT.
Apa yang telah dilakukan oleh Ibrahim dan Ismail adalah merupakan sepenggal kisah yang sangat luar biasa dan penuh makna bagi umat manusia.. Demi memenuhi dan menunaikan ketaatannya kepada Allah SWT nabi Ibrahim patuh, sabar dan rela untuk menyembelih putra satu satunya dan kesayangannya, suatu teladan bagi orang tua manapun agar senantiasa konsisten dalam beramal dan berjuang, dengan lebih memilih dan mengutamakan menjalankan ketaatan kepada Allah SWT daripada keluarga, anak, istri, harta benda atau kesenangan dunia lainnya.
Begitu juga dengan Ismail seorang Nabi yang rela dan ikhlas jiwa dan raganya dikorbankan (disembelih) oleh ayahandanya demi memenuhi perintah Allah SWT. Beliau begitu mantap tanpa keraguan sedikitpun. Karena itu keteladanan beliau berdua perlu kita contoh dan amalkan. Sebuah kata " pengorbanan " Sebab apabila mau mencontoh perilaku mereka berdua pada zaman ini maka Insya Allah dunia akan aman, damai dan lebih baik. Hal ini telah disampaikan Allah SWT dalam firmannya :
" Kamu sekali kali tidak akan sampai pada kebajikan yang sempurna
sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja
yang kamu nafkahkan esungguhnyab Allah mengetahuiNya " (Q.S Ali Imron/3 : 92)
Dari ayat diatas kiranya amat jelas dapat dipahami bahwa manusia tidak akan memperoleh kebahagiaan dan keberhasilan dalam kehidupan didunia apalagi diakhirat, kecuali jika kita mau mengorbankan apa yang kita cintai. Nabi Ibrahim telah berhasil meraih predikat "khalilullah " (Kekasih Allah) karena telah mampu berkorban, yakni mengorbankan sesuatun yang amat dicintainya berupa putranya sendiri Ismail. Tentu ini cobaan dan ujian yang amat berat dan sangat tidak disukai / tidak disenangi bagi manusia biasa dan sangat tidak mungkin dan mampu melaksanakannya kecuali hamba hamba yang sabar dan ikhlas. Padahal Allah SWT telah berfirman :
" Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal itu amat baik bagimu. Dan boleh jadi kamu mencintai sesuatu padahal itu amat buruk bagimu. Allah mengetahuimsedang kamu tidak mengetahui. "
Sebagian kisah kehidupan nabi Ibrahim dan Ismail telah membuktikan hal tersebut yaitu ketika beliau diperintahklan meninggalkan istrinya Siti Hajar dan putranya Ismail yang masih bayi dalam padang pasir yang gersang tanpa ada makanan dan minuman tanpa ada air, Maka berlari larilah Siti Hajar mencari air untuk bayinya akhirnya muncul Air Zam zam yang kemudian menjadi ritual Sa'i bagian dari ibadah haji yang dilakukan oleh umat Islam sedunia sampai saatini. Ini adalah hikmah.yang bisa kita rasakan sebagai umat akhir zaman hingga saat ini..
(Budiman)