Dua buah kata, kebahagiaan lansia layak diberikan kepada orang orang yang pada saat ini
berpredikat sebagai lansia (baca : manusia lanjut usia). Para Lansia
wajib bersyukur dan berterima kasih kepada Allah SWT. Apalagi ketia
seseorang sudah mulai udzur dan memasuki masa pensiun dari pekerjaan
yang sudah begitu lama ditekuninya kemudian memasuki masa tua, masa usia
lanjut dalam kondisi tetap sehat lahir maupun batin, sehat fisik maupun
psychis apalagi sehat secara material dan spiritual, tidak loyo, segar
bugar, tetap optimis dan tetap bersemangat dalam beraktifitas serta
mampu berinteraksi dengan masyarakat.
Dan satu lagi terbebas dari kasus
kasus hukum/kriminal (kasus korupsi dan lain lain), sungguh ini adalah
suatu kondisi yang didambakan oleh setiap orang. Ia telah berhasil
melewati masa masa sulit dan masa kritis yang dilalui sebelumnya.
Betapa tidak, karena tidak semua orang bisa melewati proses yang
demikian ini, kadang dipertengahan gagal kadang dipenghujung mendapatkan
batu sandungan bahkan kadang terjatuh dan terjerumus kedalam "jurang
kehancuran.
Orang bilang dia telah " sukses" hidupnya, walaupun pengertian sukses itu relatif.
Sementara ada orang orang yang dalam kehidupannya tidak sampai menginjak
usia lanjut, karena berbagai faktor mereka banyak yang mati muda,
menjelang dewasa, mati remaja atau masih anak anak dengan segala
resikonya. Adas juga yang bisa mencapai usia lanjut, namun secara tiiba
tiba dalam akhir aklhir kehidupanjnya terjerat / terseret kasus hukum
(baca : korupsi). Sungguh ini penderitaan tersendiri, walaupun belum
tentu juga yang terlibast itu semuanya bersala
Yang terpenting ingin dikemukakan oleh penulis adalah bentuk
aplikasi rasa syukur itu bagaimana dan seperti apa wujudnya. Penulis
uingin berbagi pengalaman barangkali ada guna dan manfaatnya bagi yang
lain.
Pengamalan syukur
Berdasarkan pengalaman penulis, ada 4 (empat) langkah yang harus dilakukan, yaitu :
1. Dalam lubuk hati yang paling dalam merasa berterima kasih dan
bersyukur sedalam dalamnya kepada Allah SWT atas anugerah kenikmatan
yang luar biasa besarnya karena kita masih diberi kesempatan hidup,
dimana kita yang dalam perjalanan hidup ini sadar telah banyak
melakukan kesalahan dan dosa, kemudian sebagai amalan nyata kita
beristighfar memohon ampunan secara terus menerus disertai melakukan
perbaikan diri dan melakukan amal sholih sebanyak banyaknya.
2. Melakukan muhasabah (evaluasi diri/menghisab diri) tentang
keburukan keburukan dan dosa dosa yang telah kita perbuat pada masa lalu
kemudian menyadari dengan sepenuh hati atas kesalahan kesalahan
tersebut disertai penyesalan dan berikrar untuk tidak mengulanginya.
3. Menutupi keterbatasan dan kekurangan diri kita, dengan banyak dan
aktif menuntut ilmu khususnya ilmu ilmu agama sebagai suatu kuajiban
untuk memperbaiki kualitas peribadatamn kita kepada Allah SWT dengan
berguru tentang ilmu dan amalan amalan yang syar'i kepada orang orang
yang memiliki kemampuan dan kompetensi, serta tidak fanatik madzab atau
golongan.
4. Mengupayakan baik sendiri maupun jamaah untuk mengamalkan ajaran dan
syareat Islam secara kaafah (keseluruhan), sebagai upaya peningkatan
kualitas penghambaan diri kepada Allah SWT, sebagaimana difirmankan
dalam AlQur'an " Wahai orang orang yang beriman, masuklah kedalam Islam
secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah langkah syetan.
Sungguh dia musuh yang nyata bagimu. " (Q.S Albaqoroh/2 : 208).
Empat hal tersebut diatas kiranya perlu diamalkan karena itulah
kesempatan terakhir yang diberikan Allah kepada kita sebagai bentuk
amalan atas rasa syukur kita dan sebagai upaya menyelematkan diri kita
dalam kehidupan dialam akherat nanti. Semoga Allah memberikan petunjuk
dan kekuatan kepada kita, sehingga bisa mengamalkannya. Amin.